Skip to main content

Perihal : Raungan Yang Sunyi

Perihal : Raungan Yang Sunyi
2 Septeber 2019

Setiap objek berakal bebas akan ideologisnya
Layaknya evolusi kebebasan beragama
Dimana akhr dari tiap-tiapnya
Pasti ada secuil kebaikan
Itu adalah mengenai kemutlakan daya nalar

Tapakilah jalan manapun
Mengikuti alur hati serta kebenaran Tuhan
Sebelumnya, ini berbicara ketetapan Tuhan

Dunia ini sudah busuk
Sehingga doktrin-doktrin hukum
Sudah tak layak pakai
Bukan rahasia uum mata manusia terbutakan
Akan kengerian alam yang hakiki
Dimana makhluk sejeisnya dilanda kekalutan
Terombang ambing bersama derasnya tangisan.

Bagaimana cara mengakhirinya?
Dengan cara apa aku mengakui keluh kesah ku
Akan ikatan yang merantai ini?
Mampukah ku melewati perjalan tuk lenyapkan hal itu?


Mereka, apakah sudi mendengarkan ku?
Mereka, apakah malu dan menyesal karena pernah berinteraksi dengan ku ?
Mereka, hanya diri merekalah yang mengetahui?
Aku?
Ya, dirikulah yang ku kira bertanggung jawab atas seluruhnya!
Karena aku yang memutuskan
Karena aku yang menjalankan
Karena aku yang merasakan
Segala sesuatu yang telah ataupun akan terlewakan!
Dengar! Ku mohon Ya Allah. Kareana tak ada yang lebih Maha Mendengar selain Kau.
Alam ghaib tak mendengar karena ku masih berwujud
Ku mohon seseorang bantu aku keluar dan lepas dari rantai yang ku ikatkan sendiri pada diri ku ini!

~Mungkin ada orang yang menganggap ini hanyalah omong kosong belaka dari orang yang tmungkin belum dewasa.~












Aku, menyesal.
 Sebelumnya?
Tidak!
Aku yang menyesal ini bisa menghiraukan seluruhnya.
Namun, mata selalu menangkap mereka yang berada disekitar dan tak bisa diri ini menjadi tak peka akan sekitar.
Mereka, ya.
 Yang ku jadikan sebagai salah satu “role model”.
Mereka, yang ingin ku kenal dan mengetahui rahasia-rahasianya tuk sampai pada cakrawala nan mepesona itu.
Mereka, yang berdiri tegap siap menegpakan sayapnya di atas cakrawala tiada batas tuk gapai yang diimpikan.

Sekalim dua kali telah ku coba tuk mendekatinya.
Hingga ku hinggap dengan sendirinya.
Ku pikir itu semak belukar dengan sarang penuh telur-telur lucu yang hendak menetaskan burung-burung puyuh. Ya, ibaratkanlah seperti itu.
Namun, salah!
Setiap orang dengan sudut pandangnya masing-masing dapat bebas memutuskan akan menganggap itu apa.
Entah itu sarang burung yang lucu dan indah.
Entah itu semak belukar menyeramkan dnegan sarang laba-laba raksasa berjejer.
Ya, disitulah aku.
Persepsi ku, dimana aku sedang terperangkap pada lekatnya sarang laba-laba itu.
Sehingga tinggal menunggu ajal tiba.

~Berlebihan sekali, toh tinggal 2 tahun. Dan ketika keajaiban Allah senantiasa menyertai, maka waktu 1 tahun 6 bulan lah yang tersisa. Bahkan detik ini pun dengan segala ridha dan keajaibannya aku bisa lepas dari rantai yang mengekang ini. Aamin.~

Comments

Tujuan Pendidikan Dalam Perspektif Islam

Metodologi Penelitian | Studi Pendahuluan

Resume: Kedudukan Studi Pendahuluan (SP) Oleh: Alya Azzahra Furqon Source:  https://i.pinimg.com/280x280_RS/22/1a/0b/221a0b9d4f716ccfb5d906cf232ec3e4.jpg Studi pendahuluan adalah kajian yang dikeluarkan oleh seorang peneliti di lokasi penelitian untuk mencari permasalahan-permasalahan yang dapat diteliti mengenai fenomena-fenomena yang ada. Cara melakukan studi pendahuluan:  1. Dengan observasi langsung ke lapangan 2. Dengan wawancara terhadap guru atau orang-orang yang berpengaruh di tempat tersebut. Urutan dalam penyusunan Studi Pendahuluan: Setelah melakukan SP akan mendapatkan sebuah data lalu menginventarisir data tersebut lalu mengklasifikasikannya untuk nanti difokuskan, bagian mana yang akan dijadikan fokus penelitian. Untuk PAI, permasalahn yang berkaitan itulah yang menjadi fokus utama yang akan ditelti. baik PAI di rumah, sekolah maupun di masyarakat. Bekal yang paling utama dalam melakukan Studi Pendahuluan: 1. Teori 2. Kemampuan menganalisis, menerapkan teori ters...

Berakhirnya tak terasa 23'04'19

Menyesal atau tidak? Menolak tuk disesali Segala yang telah digerogoti waktu Hangus terbakar bak abu Terhempas angin menjadi tak kasat mata Penyesalan menampar mu diakhir Layaknya cambukan menghantam kulit Terasa begitu menyanyat Sampai hati terasa goresan itu Kusimpan jauh dilubuk hati Berharap takan pernah terulang Hal yang ingin kucapai mustahil tanpa keteguhan hati .

Tamu Dikala Menimba Ilmu

Tamu Dikala Menimba Ilmu Karya : Alya Azzahra Furqon Bukan bermaksud memanjakan para pembaca akan retorika sastra Karena aku bukanlah seorang sastrawan yang ahli sastra Hanya ingin mengulas tinta pada papan kehidupan Berharap ada yang melihat goresan kuas atas keputusasaan Tiada hidup tanpa ilmu Tiada hidup tanpa pendidikan Dikala aku sedang bercumbu dengan ilmu Kerap kali banyak yang bertamu Dikala aku sedang bergumulan dengan pendidikan Kerap kali setan-setan berdatangan Alam fana sungguh penuh godaan Kenyataan ubah menjadi anekdot Karikatur yang dipertuhankan rakyat Ubah menjadi karakter yang nyata Aku mencoba menghipnotis diri Agar setan-setan tak datang bertamu Saat diri sedang asyik dengan ilmu-ilmu Bersimpuh diri ini Agar yang kuasa selalu melindungiku Dari dahsyatnya api dunia Hingga akhir hayat debu ini kembali menghadaMu Yang Maha Kuasa Berharap syurga menjadi tempat abadiku yang terakhir kali. ~ 05.45 ~ ~ 101020 ~