21 Century,Era Millenial dan yolo mungkin
merupakan istilah yang tak asing didengar oleh para pembaca. Ya memang
benar,dengan terbawanya oleh arus IPTEK yang membuat masyarakat hidup dalam
sebuah pyramid yang tak terelakan kedudukannya. Mengerucutkan pada objek kajian
yang di Negeri Maritim ini. Sebgai seorang perempuan peneluis inign mengudara
dalam langit pembaharuan yang dicapai oleh para wanita. Akan diulas sedikit
menegenai Perempuan dan Wanita. Perempuan menurut KBBI adalah manusia yang
memiliki vagina,dapat menstruasi,hamil,melahirkan anakdan menyusui. Sedangkan
wanita adalah perempuan dewasa. Namun banyak terjadi perdebatan mengenai
penyebutan “wanita” yang kerap kali digunakan yang berdasarkan sansekerta
wanita merupakan sebutan lain dari betina yang merupakan sebutan jenis kelamin untuk
binatang. Sedang perempuan merupakan panggilan dari raja atau orang terhormat
lainnya. Dan juga sebutan wanita yang didasari umur merupakan hal yang patut
diperhatikan,bagaimna bisa? Karena perempuan itu manusia,bukan hewan yang
tumbuhkembangnya diukur berdasarkan umur. Yang dimana seburtan wanita ditujukan
kepada binatang. Kemendikbud seharusnya mengkaji hal tersebut,bagaimana bisa
seorang makhluk yang terhormat dihadapan agama Islam khususnya direrndahkan
dalam penyebutannya. Jika ingin menjadi bangsa yang terhormat maka hormatilah
perempuan karena sejatinya perempuan berada ditempat mulia.
Jauh sebelum bangsa barat,umuat
muslim telah membaahasa polemic kewanitaan sekitar 1400 tahun yang lalu.
Isu-isu mengenai hak-hak kewanitaan dan lainna sanagt menjadi sorotan yang
dimana hanya Rasulullah saw.lah yang dapat mengembalikannya kepada tempat yang
layak. Ya,benar di zaman Rasulullah wanita mendapat hak dan martabatnya. Melalui Al
Quran beliau beri penjelasan secara gambling bahwa Allah swt menciptakan laki-laki
dan perempuan dengan dsegala perbedaan nya hanya untuk saling mengenal dan
mereka yang paling mulia disisinya ialah yang bertaqwa kepadanya (49:13).
Banyaknya karya-karya yang tidak memerhatikan perbedaan anatara ajaran murni
islam dengan praktek-praktek kebudayaan yang tidak berdasar. Keantusiasan para
pelopor feminisme baik dari pemikiran,ungkapan ataupun sebuah buku menciptakan
banyaknya gerakan kewanitaan yang sekarang banyak diwarnai dengan gerakan
feminisfe. Diberbagai belahan dunia tidak asing apabila ada sekelompik masa
perempuan yang turun memenuhi jalan menggandrungkan hak-haknya yang tidak
terpenuhi. Banyaknya laki-laki yang mendominasi dalam dunia kerja
berdampak pada aspek keluarga. Dalam masyarakat modern ,seorang wanita
dihormati dan dihargai ketika telah melaksanakan tuganya sebgai pemuas
laki-laki manakala pada saat yang bersamaan memamerkan daya tariknya dihadapan
public. Akibatnya pweran anatara kedua jenis ini dalam masyarakat kontemporer
menjadi kacau. Edward Sa’id mengatakan bahwa Islam diturunkan untuk meliputi
segala sesuatu yang paling tidak disetujui oleh seseorang dari sudut pandang
peradaban dan pemikiran Barat. Allah tidak memberikan laki-laki kebebasan penuh
untuk memerintah.
Feminisme yang seharusnya berlaku
tidak keluar dari batas-bats yang sewajarnya. Dimana kehormatan dan etika
menjadi sesuatu yang harus tetap diutamakan. Terlebih posisi seorang perempuan
dalam keluarga dan lingkungan luar sangat berbeda. Setinggi apapun kedudukan
atau jabatan yang iad emban dimata rumah tangga perempuan tetaplah seorang yang
harrus taat dan patuh pada sang kepala keluarga. Dengan tidak menanggalkan
musyawarah dalam rumah tangga agar terciptanya keharmonisan. Devadasi yang
terjadi dikalangan Hinduisme dan Budhaiesme terdahulu merupkan suatu hal yang
sangat merusak titel seorang perempuan. Dimana mereka diibaratkan sebagai
pangan binatang buas yang akan dicabik dengan sadis.
Referensi
:
Al
Kahtany,Dr.Abdullah H.Hak-Hak Wanita Sebuah Tinjauan Sejarah : 2008
Comments
Post a Comment