Di waktu shubuh, ku terima putusan akan lulusnya dalam suatu perjalanan jangka panjang tak abadi. Namun, tak dapat dipungkiri tatkala halangan tak dapat ditolak tuk bertamu. Setelah reda agaknya sang malas malah bertamu, naas dengan berat hati harus ku tolak kata lulus. Terima kasih atas peluang yang telah diberikan. Akan tetapi mohon maaf, sungguh dengan berat hati dan tanpa mengurangi rasa hormat, saya tak dapat ikut dalam langkah awal sekalipun. Sekali lagi saya mohon maaf. Terlanjur bimbang hati tuk meneruskan kalimat tersebut pada satu pihak pemutus. Maka terlebih dahulu ku sampaikan pada seorang baru yang ku percaya. Anehnya, dia termasuk baru dalam benakku. Ketika ku sunyi dalam tangis pun tak sekalipun ia terbayang. "Ah... Mungkin sudah saatnya ku membuka diri padanya." Akhirnya ku ungkapkan alasanku menghilang belakangan ini. Tapi, tidak sepenuhnya ku curahkan semua cerita ku padanya. Ku pikir separuh dulu saja, jika saatnya tiba akan ku ungkapkan semuanya...