Makalah
Ulumul Qur’an
Qira’at
Al Qur’an
3/15/2016
Alya Azzahra Furqon
X IIK 1
MAN
Purwakarta
Kata
Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamu’alaikum
wr.wb
Pertama-tama
mari kita panjatkan puji serta syukur kepada ALLAH SWT dan tak lupa shalawat
serta salam semoga masih tetap tercurah limpahkan kepada jungjungan kita semua
sebagai umatnya yaitu Nabi Muhammad
SAW.yang telah memberikan saya keridhaannya untuk menyelsaikan makalah mangenai
qira’at qur’an ini.
Dengan
sebisa mungkin saya menyusun makalah ini dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
Anda yang membaca makalah ini.Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan tak lupa saya ucapkan terimkasih kepada Anda yang sudah
melihat buku ini karena mungkin tertarik tapi jangan menilai sesuatu dari
sampulnya,lihatlah sesuatu dari isinya dan makna yang terkandung di dalamnya.
Terimakasih
Purwakarta,3
Maret 2015
Penulis
Daftar
Isi
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………………2
Pendahuluan…………………………………………………………………………………………4
Pengertian
Qira’at…………………………………………………………………………………. 5
Latar
belakang munculnya qira’at………………………………………………………………..6
Sebab-sebab
perbedaan qira’at……………………………………………………………………8
Macam-macam
qira’at………………………………………………………………………………9
Urgensi
mempelajari qira’at………………………………………………………………..........11
Kesimpulan………………………………………………………………………..........................12
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………................... 13
Pendahuluan
Qira’at
Al Qur’an
Qira’at
telah ada sejak zaman Rasulullah SAW.walaupun pada saat itu belum dijadikan
disiplin ilmu.
Bangsa
Arab merupakan komunitas dari berbagai suku.Setiap suku memiliki dialek yang
berbeda-beda.Namun mereka telah menjadikan bahasa Quraisy sebagai bahasa
bersama (common langue)dalam berkomunikasi,berniaga,mengunjungi Ka’bah,dan
melakukan bentuk-bentuk lainnya.
Perbedaan-perbedaan
dialek (lahjah)itu akhirnya melahirkan bermacam-macmnya bacaan qira’at.Rasulullah
SAW telah membenarkan adanya bermacam-macam qiraa’t dalam sabdanya”Al qur’an
itu diturunkan dengan menggunakan tujuh huruf “.
Tetapi
Abu Syamah tetap menolak mengenai qira’at sab’ah ini dalam kitabnya yaitu Al
Mursyid Al Wajiz.
Menurut
pendapat As Suyuthi,orang yang pertamakali menulis buku mengenai qira’at adalah
‘Abd At Qasim bin Salam (w.224 H.),yang kemudian diikuti oleh Ahmad bin Jubair
Al kufi,Ismai’il bin Ishaq Al Maliki,Abu Bakar bin Jarir At Thabari,Abu Bakar Muhammad bin Ahmad bin ‘Umar Ad Dajuni,dan Abu Bakar bin Mujahid.
A.Pengertian
Qira’at Al Qur’an
Bahasa
: Qira’at merupakan mashdar dari kata kerja qara’a yang artinya membaca.
Istilah
: Menurut Ibnu Al Jazari
Ilmu yang menyangkut cara-cara
mengucapan kata-kata Al Qur’an dan perbedaan-perbedaannya dengan cara
menisbatkan kepada penukilnya.
Menurut Al Qasthalani
Ilmu yang mempelajari hal-hal yang
disepakati atau diperselisihkan ulama yang menyangkut persoaalan
lughat,hadzaf,I’rab,itsbah,fashl,dan washal.
Menurut Az Zarkasyi
Perbedaan cara mengucapkan
lafadz-lafadz Al Qur’an,baik menyangkut huruf-hurufnya atau cara pengucapan
huruf-huruf tersebut,seperti takhfif (meringankan), tatsqil(memberatkan),dan
yang lainnya.
Menurut Az Zarqani
Suatu madzhab yang diaanut oleh
seorang imam qira’at yang berbeda dengan yang lainnya dalam pengucapan Al
Qur’an serta sepakat riwayat-riwayat dan jalur-jalurnya,baik perbedaan dalam
pengucapan huruf-huruf maupun dalam pengucapan bentuk-bentuknya.
Ruanglingkup
Qira’at
1. Qira’at berkaitan dengan
cara-cara pelafalan ayat-ayat Al Qur’an.
2. Cara pelafalan ayat-ayat Al
Qur’an itu berdasarkan riwayat,jadi bersifat tauqifi dan bukan ijtihad,dan
3. lughat,hadzaf,I’rab,itsbah,fashl,dan
washal.
B.Latar
Belakang Timbulnya Qira’at
1. Latar Balakang Historis
a. Saat Umar r.a berbeda pendapat
dengan Hisyambin Hakim ketika membaca surat Al Furqon.kemudian.Umar r.a merasa
bacaan Hisyam tidak benar dan bertanya kepada Hisyam.Hisyam berkata bahwa
dirinya telah mendengar bacaan itu dari Nabi SAW. Lalu Umar r.a dan Hisyampun
mengunjungi NAbi SAW dan melaporkan peristiwa tersebut kepada Nabi
SAW.Beliaupun membenarkannnya bahwa setiap orang dari setiap suku yang berbeda
pasti membaca dengan bacaannya yang berbeda-beda.
b. Saat Ubay masuk ke dalam
masjid untuk melaksanakan shalat kemudian datanglah seseorang masuk dan membaca
surat An Nahl,tapi bacaan yang ia baca beda dengan bacaan yang Ubai
baca.Kemudian Ubai bertanya kepada orang itu “siapa yang membacakan ayat itu
kepadamu? Orang itu menjawab “Nabi SAW yang membacakan ayat itu”.Kemudian
datang lagi seseorang yang melaksanakan shalat dengan membaca awalan surat
yaitu surat An Nahl yang bacaannya berbeda dengan bacaan yang dibaca oleh Ubai
dan orang yang sebelumnya.Kemudian setelah orang itu selesai shalat,mereka
bertiga pergi mengunjungi Nabi SAW.dan mencaritakan kejadian tersebut dan Nabi
SAW. Beliaupun menyuruh salah satu orang yang bacaannya berbeda dengan Ubai
untuk membacakan kembali ayat itu setelah membaca sekali Nabi SAW.menyuruhnya
untuk mengulanginya kemudian Beliaupun membenarkannya.
Menurut
catatan sejarh,timbulnya perbedaan qira’at dimulai pada masa tabiin yaitu pada
awal abad ke II.
Yang
mengusulkan qira’at dibagi menjadi 7 adalah Abu Bakar Ahmad bin Abbas bin
Mujahid,yang lebih dikenal dengan Ibnu Muajhid.Tetapi usulannya memancingnya
kecaman sebagian ulama dan juga merasa keberatan atas usulan Ibnu Mujahid
tersebut.
2. Latar Belakang Cara
Penyampaian (Kaifiya Al Ada’)
Menurut
Sayyid Ahmad Khalil,perbedaan qira’at bermula dari car seorang guru
menyampaikan qira’at kepada muridnya.Kemudian menurut beberapa ulama
bentuk-bentuk perbedaan cara melafalkan Al Qur’an yaitu sebagai berikut:
a. Perbedaan daalm
I’rab(baris/akhir kalimat),tanpa perubahan makna dan bentuk kalimat.
b. Perbedaan pada I’rab dan
harakat (baris) kalimat sehingga mengubah maknanya.
c. Perbedaan pada perubahan huruf
antara perubahan I’rab dan bentuk tulisannya,dan maknya berubah.
d. Perubahan pada bentuk
tulisannya,tetapi maknya tidak berubah.
e. Perbedaan pada kalimat,dan
maknanyapun berubah.
f. Perbedaan pada mendahulukan
dan mengakhirkan.
g. Perbedaan dengan menambahkan
dan mengurangi huruf.
C. Sebab-Sebab
Perbedaan Qira’at
1. Perbedaan Qira’at Nabi SAW.
2. Pengakuan dari NAbi SAW
mengenai perbedaan itu.
3. Adanya riwayat dari para
sahabat mengenai berbagai versi qira’at yang ada.
4. Adanya lahjah dikalnagan
bangsa Arab pada masa turunnya Al Qur’an.
D.
Macam-Macam Qira’at
1. Dari segi kuantitas
a. Qira’at sab’ah,maksudnya
adalah imam-imam yang tujuh,yaitu:
1) Abdulah bin Katsir Ad Dari
(w.120.H ).
2) Nafi’bin ‘Abdurrahman bin Abu
Na’im ( w.169.H ).
3) Abdullah Al Yashibi terkenal
dengan sebutan Abu Amr Ad Dimasyqi ( w.118.H ).
4) Abu ‘Amr (w.154.H).
5) Yaqub nama lengkapnya adalah
Ibnu Ishak Al Hadhrami
( w.205.H ).
6) Hamzah nama lengkapnya adalah
Ibnu Habib Az Zayyat
(w.188.H ).
7) Ashim nama lengkapnya adalah Ibn
Abi An NAjud Al Asadi (w.127.H).
b. Qira’at Asyarah,maksudnya adalah
qira’at tujuh yang ditambah tiga orang imam,yaitu:
1) Abu Ja’far nama lengkapnya
adalah Yazid bin Al Qa’qa Al Makhzumi Al Madani
2) Yaqub nama lengkapnya adalah
Ya’qub bin Ishaq bin Yazid bin Abdullah bin Abu Ishaq Al Hadhrami Al Bashri
3) Khallaf bin Hisyam ( w.229.H )
c. Qira’at Arba’at Asyarah,maksudnya
adalah qira’at sepuluh yang ditambah
empat belas imam,yaitu:
1) Al Hasan Al BAshri ( w.110.H )
2) Muhammad bin Abdirrahman yang
dikenal dengan nama Ibn Mahisan ( w.123.H )
3) Abu Al Farj Muhammad bin Ahmad
Asy Syanbudz ( w.388.H )
2. Dari segi kualitas
a. Qira’at mutawatir
b. Qira’at Mahsyur
c. Qira’at Ahad
d. Qira’at Syadz(menyimpang)
e. Qira’at Maudhu(palsu)
f. Qira’at yang menyerupai hadis
Mudraj(sisipan)
Tolak
ukur yang dijadikan para ulama dalam menetapkan qira’at diantaranya:
a. Bersesuain dengan kaidah
bahasa Arab,baik yang fasih atau paling fasih
b. Bersesuaian dengan slah satu
kaidah penulisan mushaf Usmani walaupun hanya kemungkinan(ihtimal),dan
c. Memiliki sanad yang shahih.
E. Urgensi Mempelajari Qira’at
a. Dapat menguatkan
ketentuan-ketentuan hokum yang teelah disepakati oleh para ulama.
b. Dapat mentarjih huku yang
diperselisihkan oleh para ulama.
c. Dapat menggabungkan dua
ketentuan hukum yang berbeda.
d. Dapat menunjukkan dua
ketentuan hukum yang berbeda dan dalam kondisi yang berbeda.
e. Dapat memberikan penjelasan
terhadap suatu kata di dalam Al Qur’an yang mungkin sulit dipahami maknanya.
Kesimpulan
Qira’at
Al Qur’an merupakan ilmu yang mempelajar tentang tatacara membaca Al Qur’an
yang sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi SAW.namun belum dijadikan sebagai
disiplin ilmu dengan beragamnya suku-suku bangsa Arab maka tidak heran jika
Qira’at Qur’an juga beragam tapi tetap mengacu pada apa yang Rasul ajarkan dan
tentusaja kita dapat banyak manfaat dari mempelajari Ilmu Qira’at Al Qur’an
ini.
Daftar
Pustaka
Anwar,Rosihon,Prof.Dr.M.Ag..2007.Ulum
Al-Qur’an.Bandung.CV PUSTAKA SETIA.
Comments
Post a Comment